Saya gak tw pasti umur Beringin ini. Tapi menurut cerita, beringin ini masih muda jika dibandingkan dgn Program Studi Ilmu Kelautan yang berdiri sejak 21 tahun silam. Tapi walaupun beringin ini masih muda, tapi ia benar-benar merasakan setiap hal yang terjadi dgn Ilmu Kelautan. Suka, duka, susah, senang, tawa serta tiap tetesan air mata yang diteteskan oleh Ilmu Kelautan telah ia rasakan. Ketika pohon-pohon (Program Studi) yang lain merasakan hijaunya daun, tetapi Beringin IlmuKelautan tetap merasakan setiap pilu dan gugurnya satu persatu daun yang hijau diganti dengan daun kuning yang kian lama kian membusuk. Saya bingung dan terpana ketika melihat Beringin IlmuKelautan ini, saya pun merasakan setiap rintihan yang ia keluarkan ketika kami menjadi anak tiri di kampus sendiri. Satu persatu hak kami diambil alih oleh Si Tangan Besi, yang seolah-olah buta dan tak memiliki hati seorang manusia.
Mulai dari Bus kesayangan kami yang sering dijuluki “Kura-kura Biru”, saat ini sudah bukan milik Ilmu Kelautan lagi. Laboratorium kami yang tercinta, yang menjadi persinggahan menuju Pulau yang sangat indah di depannya, sudah bukan milik kami pula. Entah apalagi yang akan dia ambil dari kami, kami pun tak tahu. Tapi kami masih memiliki hati seorang Ksatria yang tak `kan pernah putus asa dan berhenti sampai disini saja, kami masih akan terus berjuang sampai titik darah kami yang terakhir demi kemajuan dan kejayaan Ilmu Kelautan. Mungkin saat ini kami masih terus dipermalukan oleh mereka, tapi suatu saat kami yakin bahwa kami akan berdiri dengan kokoh di atas kaki kami sendiri dan membuat mereka merasa malu dengan keadaan mereka sendiri.
L A U T
Perkasa dengan gelombangnya
Berkenalan dengan arusnya
Bergema dengan deburnya
Tentram di dasar palungnya
Jangan bikin laut hitam
Jangan bikin laut merah
Jangan bikin laut marah
Laut yang menghempaskan
Laut yang mendesah
Laut yang menggerung
Jangan dicemari si Tangan Besi.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar